Masyarakat pasti akan senantiasa mengalami perubahan agar dapat bertahan dengan seiringnya perkembangan zaman. Kemajuan sebuah negara dapat diukur dari majunya informasi dan teknologi dari negara tersebut. Namun apakah arti dari informasi itu sendiri? Shannon mengungkapkan definisi informasi adalah sesuatu yang membuat pengetahuan kita berubah, memperkuat atau menemukan hubungan yang ada pada pengetahuan yang kita miliki.
Munculnya informasi dalam masyarakat menyebabkan masyarakat harus mengelola informasi. Bagaimana cara anggota masyarakat memperlakukan informasi, menghargai informasi, cara orang mencari informasi, dan bagaiman orang membutuhkan inforamasi memunculkan istilah masyarakat informasi. Dengan keterangan itu maka para pakar menyimpulkan bahwa masyarakat informasi itu adalah suatu masyarakat di mana kualitas hidup, prospek perubahan social, dan pembangunan ekonomi tergantung pada peningkatan dan pemanfaatan informasi.
Perkembangan Masyarakat
Menurut Bell (1973) masyarakat mengalami beberapa tahap hingga akhirnya dapat menjadi masyarakat informasi. Mulai dari masyarakat agraris, masyarakat industri, hingga akhirnya menjadi masyarakat informasi.
1. Masyarakat Agraris
Sampai dua ratus tahun yang lalu ekonomi dunia bersifat agraris dimana salah satu ciri utamanya adalah tanah merupakan faktor produksi yang paling dominan.
Adapun ciri-ciri dari masyarakat agraris adalah:
a. SDA yang dimiliki berupa angin, air, tanah, dan manusia.
b. Sumber daya alam yang di butuhkan berupa alam sebagai bahan mentah.
c. Mayoritas masyarakat bekerja sebagai petani dan tidak mempunyai keahlian.
d. Masih menggunakan peralatan manual.
e. Perkembangan yang terjadi secara tradisional.
f. Mode produksi di bidang pertanian, peternakan, pertambangan, perikanan.
2. Masyarakat Industri
Masyarakat industri terwujud pasca terjadinya revolusi Industri di Inggris sejak ditemukannya mesin uap pada tahun 1712. Masyarakat ini mempunyai ciri modal sebagai faktor produksi yang paling penting. Pada era ini mulailah ada penerbitan seperti buku, surat kabar majalah dll., dengan ciri – ciri harga terjangkau karena adanya proses masalisasi produk media. Bersamaan dengan masalisasi produk media cetak, maka terjadi pula penurunan angka buta huruf, yang ini mendorong pula berkembangnya industri cetak – mencetak.
Di bidang media, pada tahun 1830-an, dengan berkurangnya buta huruf dan berkembangnya berbagai produk baru hasil dari industri baru, maka mulai muncul pemikiran tentang perlunya iklan, yang berfungsi menampilkan suatu jenis produk baru. Dan mulai perioda ini mulailah muncul gagasan – gagasan tentang pemasangan iklan surat kabar (koran), radio dan film.
Adapun ciri-ciri dari masyarakat industri adalah:
a. Mendayagunakan sumber daya listrik dan bahan baker.
b. Memerlukan modal.
c. Mayoritas masyarakat sebagai ahli mesin dan mempunyai keahlian.
d. Menggunakan peralatan mesin.
e. Menerapkan perkembangan pertumbuhan ekonomi.
f. Mode produksi berupa produsen, distributor, dan konstruksi berat.
3. Masyarakat Informasi
Pada akhir 50-an dimana mulai berkembang teknologi komunikasi bersamaan dengan berkembangnya teknologi komputer, maka pekerja yang bergerak di bidang media dan informasi menjadi sekitar separuh dari jumlah jenis pekerjaan yang ada, yang ini dimulai sekitar akhir tahun 60-an.
Konvergensi media ini terwujud melalui beberapa jalan, antara lain terjadinya integrasi teknologi, merging dari perusahaan – perusahaan media, perubahan dari lifestyle, perubahan pola dan jenis karir, perubahan peraturan – peraturan, perubahan issue – issue sosial, yang semuanya menyebabkan terjadinya dinamika sosial.
Dengan berkembangnya Information and Communication Technology (ICT) pada Masyarakat Informasi, maka berkembang pula proses – proses komunikasi. Komunikasi interpersonal se olah – olah lalu menjadi tidak berjarak, dapat dilaksanakan serentak lebih dari dua orang, jarak dalam cara berkomunikasi tidak lagi menjadi kendala.
Terjadi merger kemampuan, baik antara orang yang berkomunikasi dengan pencipta software yang digunakan dalam berkomunikasi maupun diantara orang – orang yang berkomunikasi menggunakan fasilitas ICT; Dalam waktu yang relatif singkat orang yang berkomunikasi akan segera diperkaya informasinya, sehingga mempunyai kemungkinan merubah pandangan – pandangannya dalam waktu yang relatif singkat.
Bidang ilmu dan lapangan kerja di bidang komunikasi lalu berkembang.
Berbagai perkembangan kondisi yang diungkap diatas, berdampak pula bagi pola aktivitas komunikasi yang diistilahkan sebagai berkembangnya pola dan fungsi serta manfaat interaktivitas atau interactivity dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, termasuk ekonomi, keuangan dan bidang politik Dalam hal ini telekomunikasi dan informatika memegang peranan sebagai teknologi kunci (enabler-technology)Kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi begitu pesat, sehingga memungkinkan diterapkannya cara-cara baru yang lebih efisien untuk produksi, distribusi dan konsumsi barang dan jasa. Proses inilah yang membawa manusia ke dalam Masyarakat atau Ekonomi Informasi. Masyarakat baru ini juga sering disebut sebagai masyarakat pasca industri.
Apapun namanya, dalam era informasi, jarak fisik atau jarak geografis tidak lagi menjadi faktor dalam hubungan antar manusia atau antar lembaga usaha, sehingga jagad ini menjadi suatu dusun semesta atau “Global village”. Sehingga sering kita dengar istilah “jarak sudah mati” atau “distance is dead” makin lama makin nyata kebenarannya.
Terbentuknya masyarakat informasi melalui proses transisi dari masyarakat sebelumnya yaitu masyarakat pra pertanian, masyarakat pertanian dan masyarakat industri, yang dipacu atau dipercepat dengan terjadinya perubahan teknologi komunikasi
Adapun ciri-ciri dari masyarakat informasi adalah:
a. Mengolah sumber daya yang berupa informasi
b. Membutuhkan sumber daya berupa pengetahuan.
c. Mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai pekerja professional drngan keahlian ahli.
d. Berteknologi tinggi
e. Berprinsip perkembangan penerapan pengetahuan dalam teknologi.
Masyarakat Informasi
Masyarakat adalah suatu institusi yang bersifat konstektual dimana suatu nilai yang telah di sepakati pada suatu komunitas belum tentu relevan jika diterapkan di komunitas lain. Castells dan Himanen (2002), menyatakan bahwa munculnya era reformasi tidak harus menciptakan tingkat penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang sama pada setiap masyarakat yang ada di seluruh dunia. Hal ini menunjukan bahwa setiap inisiatif pengembangan informasi harus relevan dan menyentuh struktur terdalam dalam sebuah masyarakat. Dengan ini akan memaksa sebuah masyarakat mengubah struktur yang mendasar pada masyarakat yang pada akhirnya akan menciptakan pihak penerima manfaat dan pihak korban.
Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum sebuah masyarakat memasuki masyarakat informasi, yaitu:
Masyarakat yang tidak buta huruf
Masyarakat yang masih buta huruf jangan mimpi dapat masuk kedalam masyarakat informasi karena membaca merupakan prasyarat mutlak untuk memesuki masyarakat informasi.
Pemanfaatan computer
Saat ini hamper semua pergerakan informasi dilakukan dengan computer . computer bahkan dapt digunakan untuk menerima siaran televisi, transaksi perbankan, transaksi perdagangan, ekspor impor dll.
Infrastruktur telekomunikasi
Infrastruktur yang maju akan memudahkan komunikasi data antar computer yang berjauhan.
Industri percetakan yang maju
Salah satu media untuk menghantarkan informasi adalah koran. Bagi masyarakat onformasi, koran adalah salah satu menu wajib sarapan paginya. Mereka harus mengetahui perkembangan terakhir dari suatu minat dan pekerjaanya.
Industri TV dan radio yang maju
Televise dan radio dibutuhkan untuk mendukung pergerakan informasi yang cepat.
Minat baca yang tinggi
Adanya informasi yang melimpah akan sia-sia jika tidak ada pemanfaatanya, hanya karena masyarakat tidak mau membaca.
Sistem perpustakaan yang maju
Semua informasi akn tersimpan di perpustakaan. Masyarakat dapat menggunakan perpustakaan untuk berkonsultasi mengenai apapun.
Sejak istilah masyarakat informasi di perkenalkan pada tahun 1962, muncul perdebatan panjang mengenai apa dan apa dampak yang di timbulkan oleh masyarakat informasi. Secara umum masyarakat informasi adalah masyarakat dimana produksi, distribusi, dan pengolahan informasi merupakan aktifitas utamanya ( Anominus, 2006). Masyarakat ini menekankan pada seberapa pentingnya peran informasi dan komunikasi (ICT) serta akses di bawah pengaruh ekonomi, politik, dan lingkungan social (Geldof, 2005).
Ada beberapa faktor yang mendorong terbentuknya masyarakat informasi seperti:
Dinamika informasi dan komunikasi
Perkembangan teknologi computer
Perkembangan teknologi komunikasi
Untuk perkembangan teknologi inforamsi dan perkembangan teknologi komunikasi sekarang di kenal dengan istilah ICT ( Information and Communication Technology ).
Berbagai kemudahan telah di berikan oleh kedua teknologi ini. Khususnya bagi kantor-kantor di kota besar. Kita bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika di Jakarta atau di Surabaya tidak ada listrik. Pasti semua aktifitas masyarakat perkantoran akan lumpuh karena aktifitas mereka sebagian besar bergantung pada ICT yang membutuhkan listrik untuh pemanfaatanya.
Teknologi computer dan teknologi informasi telah memberikan jawaban terhadap kebutuhan teknologi penyimpanan informasi. Bahkan computer lebih dari sekedar teknologi penyimpanan informasi, tapi juga mempunyai kemampuan yang tidak terbatas dalam hal penyimpanan, pemrosesan, analisis, dan bahkan dapat mengkomunikasikan ke computer lain.
Sementara dampak dari informasi ini berbeda-beda pada setiap limgkungan, ada yang di rugikan dan ada yang di untungkan tergantung bagaimana lingkungan tersebut beradaptasi. Jadi munculnya untung dan rugi yang bersifat konstektual.
1. Pihak yang Diuntungkan
Penerima manfaat mengidinkasikan mereka yang mampu memahami berbagai dimensi dari dampak informasi dan oleh karenanya lebih mampu bekajar untuk mendapatkan, menggunakan, dan menyebarkan informasi ke lingkungan mereka. Semakin banyak saja kelompok-kelompok yang dapat menikmati manfaat tertentu dari ICT. Setiap kelompok memiliki cara tersendiri dalam memenfaatkn ICT demi kepentingan kelompok tersebut.
Di bidang usaha beragam inovasi ICT secara intensif diteliti dengan focus intuk mendapatkan keunggulan bersaing dari para rival. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan-parusahaan melancarkan strategi yang berkisar dari keunggulan biaya, spesialisasi atau paras baru, yang dijabarkan ke dalam spesialisasi operasional dan aktifias-aktifitas unik. Hanya dengan mengkombinasi efisiensi operasional dan aktifitas-aktifitas bisnis yang unik, sebuah perusahaan akan menikmati keunggulan yang bertahan untuk waktu yang lama.
Selain di bidang bisnis, manfaat dan pengaruh ICT juga dirasakan sejumlah komunitas di negara-negara berkembang. Misalnya di bidang pendidikan, pembaruan dibidang system pendidikan dapat dilakukan dengan cara memeperkenalkan computer rumah sebahai media pelengkap untuk memperluas perolehan informasi bagi anak-anak ( Habib dan Cornford, 2001 ).
Di bidang layanan public, penggunaan system pajak online untuk melaporkan pajak tahunan dan pengembangan website otoritas pajak yang menyajikan informasi seputar system pajak di suatu negara memeungkinkan administrasi yang lebih efisien serta dapat menghindari kemungkinan kecurangan yang mungkin dapat dilakukan oleh petugas pajak dan pelaku potensial. Manfaat lain juga dirasakan di sector pertanian, dimana informasi yang lebih baik didapatkan oleh para petani. Terutama dalam hal perkiraan harga pasar dan menjamin terus tersedianya input dan jasa pertanian lainnya ( Berdegue dan Escober, 2001 ).
2. Pihak yang Dirugikan
Pihak yang dirugikan juga muncul dari kelompok masyarakat yang sama sebagai hasil dari ketidakmampuan dalam memprtimbangkan lingkunagn sosio-ekonomi dan politik saat kelompok tersebut mengimplementasikan inisiatif ICT. Hal itu menghalangi anggota masyarakat tertentu untku menggunakan dan menikmati ICT secara terbuka.
Di bidang bisnis, sebagai tekanan ekonomi untuk tetap berada di atas, kompetisi yang ketat menghasilkan monopoli ketika suatu perusahaan menguasai informasi yang lebih banyak di bandingkan dari perusahaan yang lain.
Hal yang sama juga terjadi di bidang pendidikan diman terdapat risiko potensial akan penggunaan website yang tidak berwenang yang dilakukan oleh pelajar bahkan pengajar. Bagi pelajar di negara-negara berkembang, rasa penghormatan bagi karya ilmiah orang lain masih rendah dibandingakan denagn teman-teman di negara maju.
Dilayanan public, fenimena adanya digital divide menunjukan contoh jelas akan bagaimana masyarakat-masyarakat di daerah terpencil masih tertinggal jauh dari masyarakat perkotaan seperti pada bidang kesehatan, listrik, dan pedidikan. Di bidang pertanian sebyuah website sering kali menyajikan informasi beragam yang terkadang cenderung menyesatkan para petani dimana terdapat banyak informasi ynga disajikan tidak relevan bagi pengambilan keputusan si petani. Mungkin inforamsi ini hanya dapat merguna bagi sedikit petani saja.
Pengaruh Perkembangan Teknologi dan Telekomunikasi di Masyarakat Masa Kini
Perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi akhir-akhir ini telah menghasilkan fenomena yang tak terbayangkan, yaitu makin menipisnya ruang privat. Bahkan, muncul ancaman berupa hilangnya ruang privat sehingga anggota masyarakat tidak lagi memiliki privasi. Sebelum terjadinya fenomena kontemporer ini, manusia sebagai anggota masyarakat memiliki ruang privat dan ruang publik. Tetapi ruang privat itu kini terancam benar-benar “lenyap.”
Ada beberapa contoh dari fenomena ini:
1. Menjamurnya program reality show di pelbagai stasiun TV, yang menunjukan batas antara yang privat dan yang publik telah semakin kabur. Penggunaan kamera atau alat rekam tersembunyi adalah salah satu wujudnya. Sehingga, kita tidak pernah tahu, apakah pada suatu saat dan tempat tertentu kita sedang disorot kamera atau tidak.
2. Telepon genggam telah menyebar di mana-mana dan alat itu bisa digunakan untuk merekam video dan suara. Ada berbagai kasus di mana telepon genggam digunakan untuk merekam kegiatan yang sangat privat (hubungan intim di kamar tidur), yang kemudian tanpa bisa dikendalikan telah disebarkan di ruang publik. Misalnya, kasus selingkuh seorang anggota DPR dari Partai Golkar dengan penyanyi dangdut, yang menghebohkan masyarakat beberapa waktu lalu. Selain itu, masih banyak kasus-kasus lain.
3. Makin populernya internet dan jejaring sosial seperti Facebook, Friendster, MySpace, Multiply, WAYN, dan sebagainya. Lewat sarana ini, kita selalu terhubung dengan orang lain tanpa memandang waktu dan tempat, karena saluran internet ini juga bisa diakses lewat laptop dan telepon genggam yang bisa dibawa ke manapun. Setiap catatan, pesan, gagasan atau ucapan yang kita masukan di dalam situs jejaring sosial ini akan langsung terbaca dan dapat diakses oleh ribuan, ratusan ribu, bahkan jutaan anggota jejaring sosial lainnya. Sebagai contohnya adalah pada kasus Prita Mulyasari yang terjerat hukum hanya karena menulis sebagai isi curahan hati di dunia maya melaui email yang dia miliki.
Semua contoh di atas menunjukkan, praktis tidak ada lagi yang namanya privasi (privacy) atau ruang privat. Semua yang bersifat privat telah menjadi publik, menjadi konsumsi umum, pemerintah, penguasa, dan sebagainya. Selalu ada pihak lain yang bisa memantau, mengintai, menyadap, memata-matai, dan menelanjangi diri kita, tanpa memandang waktu dan tempat.
Karena sadar sepenuhnya bahwa dirinya selalu menjadi objek pantauan itulah, manusia sebagai anggota masyarakat pun praktis akhirnya seperti kehilangan kebebasan. Manusia selalu merasa terpenjara, dipantau, diawasi, diintai, dan dimata-matai oleh pihak lain, baik pengawasan itu benar-benar aktual terjadi atau sekadar dalam imajinasinya saja.
Manusia pun hilang dalam peran itu. Sang subjek telah lenyap dan yang ada adalah sang objek selama-lamanya, karena manusia sadar dirinya selalu menjadi objek dari suatu piranti informasi atau media pemantau tertentu. Hal yang terjadi bukan lagi manusia menatap layar, seperti kita menonton televisi, tetapi justru layarlah yang menatap kita.
Manusia selalu dalam posisi mengekspresikan sesuatu, namun yang diekspresikan itu bukan yang real, bukan dirinya yang sebenarnya, namun sesuatu yang mungkin juga tidak dia kenal. Di dunia yang menjadi panggung sandiwara ini, tidak ada eksistensi asli, yang ada dan yang nyata hanyalah peran-peran yang dimainkan. Manusia tenggelam dalam peran-peran, dan dia bisa jadi begitu terserap dalam peran tersebut, sehingga mengira, atau menerima bahwa peran tersebut adalah dirinya yang sebenarnya.
Kesimpulan
Jika sebuah negara berkembang ingin memasuki masyarakat informasi, maka dia harus memerangi kemiskinan dan keterbelakangan sehingga tenaga kerja menjadi terampil. Dengan kemajuan pendidikan lambat laun budaya yang menghambat masuknya teknologi akan berubah dengan sendirinya.
Lain halnya dengan negara maju yang sudah memasuki abad informasi dengan membentuk masyarakat informasi. Bahkan lebih dari itu masyarakatnya sudah merupakan masyarakat yang berpengetahuan yang dikemal dengan knowledge based economy.
Di samping itu, ICT telah memberikan dampak pada cara masyarakat berinteraksi dan membangun komunitas lewat jalan baru dalam memperoleh informasi, menyimpan informasi, dan menyebarluaskan informasi kedalam masyarakat. ICT sangat penting di era reformasi sekarang ini, terdapat kelompok- kelompok yang mendapatkan manfaat tapi ada kelompok-kelompok yang menderita dari penggunaan ICT pada kehidupan. Hal ini muncul karena setiap perubahan pasti akan menimbulkan dampak yang berbeda-beda bagi setiap kalangan masyarakat. Masyarakat informasi harus harus secara konstektual mempertimbangkan informasi mana yang harus dieksploitasi untuk memenuhi kebutuhan tujuan komunitas.
Tugas kitalah sebagai intelektual untuk mendidik masyarakat kita agar minimal masyarakat kita menyadari pendidikan serta keterampilan yang dapat mengentaskan masyarakat kita dari kemikinan. Dengan demikian kita dapat bersuka cita untuk dapat memasuki masyarakat informasi.
sumber:
http://mpheenanovi89.wordpress.com/masyarakat-informasi/
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
mantap artikelnya gan, sangat bermanfaat.
www.kiostiket.com
Posting Komentar